Sabtu, 21 Mei 2011

QHASASH AL-QURAN

BAB I
PENDAHULUAN
 Suatu peristiwa yang berhubungan denga sebab dan akibat dapat menarik perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-pesan dan pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu rasa ingin tahu merupakan faktor paling kuat yang dapat menanamkan kesan peristiwa tersebut ke dalam hati.
Dan nasihat dengan tutur kata yang disampaikan tanpa variasi tidak mampu menarik perhatian akal bahkan semua isinya pun tidak akan dipahami. Akan tetapi bila nasihat itu dituangkan dalam bentuk kisah yang mengambarkan peristiwa dalam realita kehidupan maka akan terwujudlah dengan jelas tujuannya.
 Orang pun akan merasa senang mendengarkannya, merhatikannya dengan penuh kerinduan dan rasa ingin tahu, dan pada giliranya ia akan terpengaruh dengan nasihat dan pelajaran terkandung di dalamnya.kesustraan kisah dewa ini menjadi seni yang khas di antara seni-seni  bahasa dan kesustraan” kisah yang benar” telah membuktikan kondisi ini dalam uslub arabi secara jelas dan mengambarkanya dalam bentuk  yang paling tinggi yaitu kisah-kisah Qur'an.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Qhasasul Quran
             Kisah berasal dari kata al-qassu yang berarti mencari atau mengikuti jejak.Dikatakan               
                      


  Artinya,’saya mengikuti atau mencari mencari jejaknya.” Kata  al- qasas adalah bentuk    masdar. Firman Allah                                        (al kahfi {18} : 64) maksudnya ,kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang. Dan firman-Nya melalui lisan ibu musa:                             (Dan berkatalah ibu musa kepada saudaranya yang perempuan: ikutilah dia)  (al-Qasas{28]:11). Maksutnya, ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang mengambilnya.
            Qasas berarti berita yang berurutan. Firman Allah:



                                     
 (sesungguhnya ini adalah berita yang benar.) (Al Imran {3]:62 ). Dan Firma-Nya 

           
(Sengguhnya pada berita mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.)( Yusuf {12}:111).Sedang ai-qissah berarti urusan, berita, prkara, dan keadaan.
 Qasas ia-Qur’an adalah pemberitan Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-paristiwa yang telah terjadi, Qur’an banyak mengandung keterangan temtang kejadian tentang masa lalu, sejarah bangsa- bangsa, keadaan negeri- negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dangan cara yang menarik dan mempesona. 
B.   Macam-macam Kisah dalam Qur’an
1)      Kisah para nabi. Kisah ini mengandung dakwah mereka kepada kaumnya-mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, Muhammd dan nabi-nabi serta rasul lainnya .
2)      Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak di pastikan ke nabi-nabinya. Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah Takut dan Jalut , dua orang putra Adam, penghuni gua, Zulkarnain, Karun, orang-orang yang menanggap ikan pada hari Sabtu (ashabus sabti), Maryam, Ashabul Ukhdud,Ashabul Fildan lain-lain.
3)      Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah, seperti perang Badar dan Perang Uhud dalam surah Ali Imran, perang Hunain dan Tabuk dalam surah at-Taubat, perang Ahzab dalam surah al-Ahzab, hijrah, isra, dan lain-lain.
C.   Faedah Kisah-Kisah Qur’an
Kisah-kisah dalam Qur’an mempunyai banyak faedah. Berikut ini beberapafaedah terpenting diantaranya :
1)      Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang di bawa oleh para nabi:
“Dan kami tidak mengutus seoran rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya,bahwa tidak ada tuhan selain aku,maka sembalah olehmu sekalian akan aku.”(al-Anbiya’[21];25)
2)      Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan para rasullnya.
“Dan semua kisah rasul-rasul yang Kami teguhkan hatimu;dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman,’(Hud [11];120).
3)      Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.
4)      Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu disepanjang kurun generasi.
5)      Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membenarkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan,dan menentang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu di ubah dan dig anti . Misalnya firman Allah:
“Semua makanan adlah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang di haramkan oleh Israil (Ya’kub) untuk dirinya sendiri sebelu Taurat diturunkan . Katakanlah: (Jika kamu mengatakan ada makanan yang di haramkan sebelum Taurat itu,lalu bacalah ia jika kamu orang-orang yang benar.”(Ali imran [3]:93).
6)       pendengar dan menantapkan pesan-pesan yang terkadung di dalamnya kedalam jiwa.Firman Allah:
“Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orangyang berakal,” (Yusuf[21]:111).
D.   Pengulangan Kisah Dan Hikmanya
            QUR’AN banyak mengandung berbagai kisah yang di unggapkan berulang-ulang di beberapa tempat.Sebuah kisah terkadang berulang kali berbeda. Di suatu tempat ada bagian-bagian yang di dahulukan ,sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang di kemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar,dan sebagainya. Di antara hikmanya ialah:
1)      Menjelaskan ke-balagah-an Qur’an dalam tingkat paling tinggi.Sebab di antara keistimewaan balagah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang berbeda .Dan kisah yang berulang itu di kemukakan di setiap tempat dengan uslub yang berbeda satu dengan yang lain serta di tuangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak membut orang merasa bosan karenanya, bahkan dapat dapat menambah kedalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan disaat membacanya di tempat yang lain.
2)      Menunjukkan kehebatan mukjizat Qur’an.Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk pun tidak dapat di tandingi oleh sastrawan Arab,merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa Qur’an itu datang dari Allah.
3)      Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi betapa besarnya perhatian. Misalnya kisah Musa dengan Firaun. Kisah ini menggambarkan secara sempurna  pergulatan sengit antara kebenaran dengan kebatilan. Dan sekalipun kisah itu sering di ulang-ulang,tetapi pengulangannya tidak pernah terjadi dalam sebuh surah.
4)      Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diunggapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya diterangkannya di satu tempat, karena hanya itulah yang di perlukan ,sedang makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.
E.   Kisah-Kisah Dalam Qur’an adalah Kenyataan, bukan Khayalan
Adalah pantas dikemukaka disini, bahwa seorang mahasiswa di Mesir  mengajukan disertai untuk memperoleh gelar doctor dengan judul al-fannul Qasasiy fil Qur’. Disertai tersebut teklah menimbukan perdebatan panjang pada tahun 1367 H. salah seorang anggota tim penguji disertai ,Prof. Ahmad Amin, menulis nota yang di tujukan kepada dekan fakultas Adab, yang kemudian di publikasikan dalam majalah ar-Risalah. Nota itu berisi kritik pedas terhadap apa yang ditulis mahasiswa tersebut,meskipun professor promotornya  teah membelanya. Ahmad Amin dalam notanya itu mengeluarkan pernyataan berikut:
“Saya mendapatkan itu tidak wajar, bahkan sangat berbahaya. Pada prinsipnya di sertai itu menyatakan, kisah-kisah dalam Qur’an merupakan karya seni yang tunduk kepada daya ciptadan kreatifitas yang dipatuhi oleh seni, tanpa harus memegangi kebenaran sejarah. Dan kenyataan Muhammad adalah seorangseniman dalam pengertian ini.”
“Atas dasar dan persepsi inilah”,jelasnya lebih lanjut,”mahasiswa itu menulis disertasinya, dari awal sampai akhir. Saya perlu mengemukakan sejumlah contoh yang dapat memperjelas tujuan penulis di sertai tersebut dan bagaimana cara menyusunnya.” Ahmad Amin kemudian mengemukakansejumlah contoh dari disertasi itu yang membuktikan apa yang di lukiskannya dalam notasingkatnya itu. Misalnya ,persepsi penulis disertai bahwa kisah dalam Qur’an tidak memegangi kebenaran sejarah, tetapi ia sejalan dengan pemberian seorang sastrawan yang memberikan suatu peristiwa secara artistic. Contoh lainnya ialah pandangan bahwa Qur’an telah menciptakan beberapa kisah, dan bahwa ulama-ulama terdahulu telah berbuat salah dengan menganggap kisah Qur’ani sebagai sejarah yang dapat di pegangi.
Seorang Muslim sejati adalah oang yang beriman bahwa Qur’an adalah Kalamullah   dan suci dari pemerintah artistik yang tidak memprhatikan realita sejarah. Kisah Qur’ani tidak lain adalah hakikat dan fakta sejarah yang di tuangkan dalam untaian kata-kata indaj dan pilihan serta dalam uslub yang mempesona.
Nampaknya penulis disertai telah mempelajari seni-seni kisah dalam kesusatraan dan ia mendapatkan bahwa diantara unsure-unsur pokoknya ialah khayalan yang bertumpu pada konsep. Semakin tinggi unsur khayalnya dan jauh dari realita, maka kisah itu semakin diganrungi,memikat jiwa dan nikmat di baca. Kemudian dia menganalogikan kisah Qur’ani dengan sastrawi.
Qur’an tidaklah demikian halnya. Ia diturunkan dari sisi Mahapandai, Mahabijaksana. Dalam berita-berita-Nya tidak ada kecuali yang sesuai dengan kenyataan. Apabila orang-orang terhotmat di kalangan masyarakat enggan berkata dusta dan menganggapnya sebagai perbuatan hina paling buruk yang dapat merendahkan martabat kemanusiaan, maka bagaimana seoarang yang berakal dan menghubungkan kedustaan kepada kalam Yang Mahamuli dan Mahaagung?
Allha adalah  Tuhan Yang Hak :
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Dia, itulsh yang batil .”(al-Hajj [22]:62).
      Dia mengutus Rasul-Nya dengan hak pula :
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenara (hak) sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.”(Fatir [35]:24),
“Dan apa  yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Kitab (Qur’an) itulah yang benar (hak).’ (Fatir [35]:31),
“Wahai manusia, sungguh telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (mambawa) kebenaran dari Tuhanmu.” (an-Nisa’ [4]:170),
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Qur’an denga bawa kebenaran (hak),” (al-Ma’ida [5]:48), dan
“Dan Kitab yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu itu adalah benar.” (ar-Ra’d [13];1).
Dan semua apa yang di kisahkan Allah dalam Qur’an adalah hak pula :
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.” (al-Kahfi [81]:13) dan
“Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Firaun dengan benar (hak).”(al-Qasas [28]:3).

BAB III
MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Pengaruh Kisah-Kisah Qur’an dalam Pendidikan dan Pengajaran
Tidak diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan di gemari dan menembus relung jiwa manusia denga mudah. Segenap perasaan mengikuti alur kisah tersebut tanpa merasa jemu atau kesal, serta unsur-unsurnya dapat dijelajahi akal sehingga ia dapat memetik dari keindahan tamannya aneka ragam bunga dan buah-buahan.
Pelajaran yang disampaikan dengan metode talqin dam ceramah akan menimbulkan kebosanan, bahkan tidak diikuti sepenuhnya oleh generasi muda kecuali dengan sulit dan berat serta memerlukan waktu yang cukup lama pula. Oleh karena itu, maka uslub qasasi (narasi) sangat bermanfaat dan mengandung banyak faedah. Pada umumnya, anak-anak suka mendengarkan cerita-cerita, memperhatikan riwayat kisah, dan ingatannya segera menampung apa yang di riwayatkan kepadanya, kemudian ia menirukan dan mengisahkannya.
Fenomena fitrah kejiwaan ini sudah seharusnya dimanfaatkan oleh para pendidik dalam lapangan pendidikan, khususnya pendidikan agama yang merupakan inti pengajaran dan soko guru pendidikan.
Dalam kisah-kisah Qur’ani terdapat lahan subur yang dapat membantu kesuksesan para pendidik dalam melaksanakan tugasnya dan membekali mereka bekal kependidikan berupa peri hidup para Nabi,berita-berita tentang umat dahulu, sunnatullah dalam kehidupan masyarakat dan hal ihwal bangsa-bangsa. Dan semua dikatakan dengan benar dan jujur. Para pendidik hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah Qur’ani itun dengan uslub bahasa yang sesuai dengan tingkat nalar pelajar dalam segala tingkatan. Sejumlah kisah keagamaan yang disusun oleh Ustaz Sayid Qutub dan Ustaz as-Sahhar telah berhasil memberikan bekal bermanfaat dan berguna bagi anak-anak kita, dengan keberhasilan yang tiada bandingnya. Demikian pula al-Jarim telah menyajikan kisah-kisah Qur’ani dengan gaya sastra yang indah dan tinggi, serta lebih banyak analisis mendalam. Alangkah baiknya andaikata orang lain pun mengikuti dan meneruskan metode pendidikan baik ini.      

BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Secara etimologi, Kisah berasal dari kata al-qassu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Sedangkan secara terminology Qasas ia-Qur’an adalah pemberitan Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-paristiwa yang telah terjadi, Qur’an banyak mengandung keterangan temtang kejadian tentang masa lalu, sejarah bangsa- bangsa, keadaan negeri- negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat.
2.      Kisah-kisah dalam Qur’an mempunyai banyak faedah. Berikut ini beberapafaedah terpenting diantaranya :
a)      Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang di bawa oleh para nabi.
b)      Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan para rasullnya.
c)      Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.
d)     Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu disepanjang kurun generasi.
e)      Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membenarkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan,dan menentang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu di ubah dan dig anti . Misalnya firman Allah.
f)       pendengar dan menantapkan pesan-pesan yang terkadung di dalamnya kedalam jiwa.Firman Allah:
B.   Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini adalah hendaknya dalam penyusunan makalah menggunakan beberapa refrensi buku agar informasi yang disampaikan dalam makalah yang disusun dapat lebih lengkap dan jelas.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar